EKOBIS  

RDMP Balikpapan Capai 96%, KPB Dapat Pengakuan idAAA(sf) dari PEFINDO

RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe, proyek strategis nasional yang kini mencapai 96% penyelesaian, menjadi salah satu penopang ketahanan energi nasional.

Balikpapan – PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) kembali membuktikan konsistensinya dalam menjaga tata kelola dan kesehatan keuangan perusahaan. Lembaga pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) kembali menetapkan peringkat tertinggi idAAA(sf) bagi instrumen pembiayaan proyek terstruktur milik KPB.

Peringkat tersebut berlaku sejak 1 September 2025 hingga 1 September 2026 dan menegaskan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kekuatan finansial serta prospek proyek strategis nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe. Dalam laporannya, PEFINDO menilai bahwa KPB memiliki kemampuan superior dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjang.

Direktur Keuangan dan Penunjang Bisnis PT KPB, Nailul Achmar, menyebut capaian ini sebagai bukti nyata pengakuan publik dan lembaga independen terhadap kredibilitas pengelolaan keuangan perusahaan.

“Capaian ini menunjukkan pengelolaan keuangan dan strategi pembiayaan KPB dinilai kredibel oleh lembaga independen. Dengan peringkat ini, kami semakin percaya diri menjaga kelancaran proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe sekaligus memastikan kebermanfaatannya bagi masyarakat dan ketahanan energi nasional,” ujarnya.

PEFINDO mencatat, peringkat tertinggi ini didukung oleh dukungan kuat dari PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), struktur proyek yang kokoh, serta prospek permintaan produk kilang yang stabil. Namun demikian, lembaga tersebut juga mengingatkan adanya tantangan berupa ketergantungan terhadap penyelesaian proyek serta tingkat leverage keuangan yang relatif besar.

“Peringkat dapat diturunkan jika tidak ada dukungan induk langsung dari PT Pertamina (Persero) dalam menjaga pembayaran utang KPBA, yang mengindikasikan rendahnya dukungan,” tulis PEFINDO dalam laporannya.

Proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe merupakan salah satu proyek energi terbesar di Indonesia, dengan nilai investasi mencapai USD 7,4 miliar. Proyek ini bertujuan meningkatkan kapasitas pengolahan dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari, sekaligus meningkatkan kualitas produk dari standar EURO II menjadi EURO V yang lebih ramah lingkungan.

Selain berkontribusi pada ketahanan energi nasional, proyek ini juga memberikan multiplier effect signifikan bagi ekonomi daerah dan nasional melalui penyerapan tenaga kerja lokal, peluang bagi industri pendukung, serta peningkatan rantai pasok domestik. Hingga Agustus 2025, pembangunan proyek telah mencapai lebih dari 96 persen dan kini memasuki tahap commissioning menuju awal pengoperasian kilang.

VP Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menilai pengakuan dari lembaga pemeringkat independen ini sebagai bentuk apresiasi terhadap komitmen KPB dalam menjaga tata kelola, kepatuhan lingkungan, dan keselamatan kerja.

“Peringkat ini mencerminkan bukan hanya kekuatan finansial, tetapi juga kepercayaan terhadap komitmen KPB dalam menjaga tata kelola, kepatuhan lingkungan, dan keselamatan kerja. Kami ingin memastikan manfaat RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe benar-benar dirasakan masyarakat luas sekaligus mendukung ketahanan energi nasional,” ungkapnya.

Dengan peringkat idAAA(sf) dari PEFINDO, KPB semakin memperkokoh posisinya sebagai entitas kunci dalam mendukung Proyek Strategis Nasional di sektor energi, melalui tata kelola yang kuat, pembiayaan yang sehat, serta komitmen terhadap keberlanjutan dan pembangunan nasional.

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *