Tenggarong – Lepasnya Edy Mardian dari jabatannya sebagai Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara (Kukar) tak hanya menjadi momen penghargaan atas pengabdiannya, tetapi juga menjadi titik penting untuk regenerasi kepemimpinan di tubuh kelembagaan penanggulangan bencana daerah.
Acara purna tugas yang digelar di Kantor Sementara BPBD Kukar, Kompleks Stadion Aji Imbut, Jumat (11/4/2025), dihadiri langsung oleh Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, jajaran pimpinan BPBD, serta seluruh staf dan mitra kerja. Suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan mewarnai momen tersebut.
Sekda Kukar, Sunggono, dalam sambutannya menekankan pentingnya proses regenerasi yang sehat dalam tubuh birokrasi, khususnya pada instansi strategis seperti BPBD.
“Pak Edy adalah teladan dalam hal etos kerja dan pengabdian. Tapi roda organisasi harus terus berjalan. Momentum ini menjadi panggilan bagi generasi baru di BPBD untuk mengambil peran lebih besar dengan semangat yang sama,” kata Sunggono.
Selama bertugas, Edy dikenal sebagai figur komunikatif dan sistematis dalam menjalankan fungsi manajerial. Ia turut berperan penting dalam membangun jaringan koordinasi lintas instansi, serta menyusun alur kerja penanganan darurat yang responsif.
Kepala BPBD Kukar, Setianto Nugroho Aji, menyebut bahwa banyak sistem kerja yang kini menjadi standar di BPBD Kukar tak lepas dari kontribusi Edy dalam menyusun fondasi teknis dan administratif.
“Beliau mengajarkan pentingnya kecepatan, koordinasi, dan ketepatan data dalam setiap situasi darurat. Itu yang akan kami teruskan dan kembangkan,” ujarnya.
Pasca purna tugas ini, BPBD Kukar tengah menyiapkan agenda internal untuk memastikan kelancaran transisi dan penunjukan pelaksana tugas sementara. Proses regenerasi juga menyasar penguatan kapasitas staf muda dalam peran-peran strategis, termasuk pelatihan kepemimpinan kebencanaan dan kesiapsiagaan wilayah.
“Regenerasi di BPBD tidak hanya soal jabatan, tapi juga semangat. Kami ingin kader-kader muda mengambil peran lebih aktif dalam perencanaan, logistik, hingga manajemen data bencana,” tambah Setianto.
Edy Mardian sendiri dalam pesan perpisahannya menyampaikan harapan besar agar semangat kolaboratif dan komitmen kemanusiaan tetap menjadi ruh utama BPBD Kukar, terutama saat menghadapi ancaman bencana yang makin kompleks.
“Jangan pernah anggap enteng bencana. Dan jangan pernah merasa sendiri dalam menghadapi situasi krisis. Kerja tim dan empati adalah modal utama,” ujarnya dengan suara bergetar.
Dengan momen ini, BPBD Kukar memasuki babak baru regenerasi kepemimpinan yang diharapkan mampu melahirkan sosok-sosok baru yang siap melanjutkan estafet tanggung jawab dan menghadirkan pelayanan kebencanaan yang semakin tangguh dan adaptif. (adv)