Pojok Baca Hidupkan Semangat Literasi di Kelurahan Baru Tenggarong

Kelurahan Baru, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), menghadirkan Pojok Baca di kantor kelurahan sebagai bagian dari pemenuhan sarana literasi masyarakat.

TENGGARONG – Di tengah rutinitas pelayanan administrasi, Kelurahan Baru di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara menghadirkan inovasi bermakna: Pojok Baca.

Fasilitas ini tak hanya menjadi ruang belajar bagi anak-anak, tetapi juga simbol komitmen pemerintah kelurahan dalam membangun budaya literasi dari akar rumput.

Lurah Baru, Bayu Ramanda, menjelaskan bahwa inisiatif ini lahir dari komitmen untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat, baik melalui kegiatan eksternal maupun penguatan fasilitas internal kelurahan.

“Alhamdulillah, di tahun pertama kami mencoba fokus pada pembenahan menyeluruh. Tidak hanya eksternal melalui pemberdayaan masyarakat, tapi juga internal, termasuk pemenuhan sarana literasi di kantor,” ungkap Bayu, Rabu (18/6/2025).

Langkah ini mendapat dukungan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kukar hingga Diarpus RI, yang turut membantu penyediaan buku dan perangkat pendukung seperti komputer.

“Tidak semua kantor kelurahan di Tenggarong punya fasilitas ini. Maka ketika ada lomba perpustakaan kami tidak perlu banyak persiapan tambahan. Karena memang sudah kami upayakan sejak awal,” tambah Bayu.

Hingga saat ini, lima sekolah tercatat rutin mengunjungi Pojok Baca setiap bulan untuk mengintegrasikan kegiatan literasi ke dalam aktivitas belajar siswa.

Pojok Baca pun berkembang menjadi ruang interaksi edukatif antara kelurahan dan generasi muda.

Kehadiran Pojok Baca disambut antusias oleh warga. Lilis Kartika (38), ibu rumah tangga yang tinggal di RT 04, mengaku anaknya kini lebih suka ke kantor kelurahan dibanding hanya bermain gawai di rumah.

“Biasanya anak saya pegang HP terus. Sekarang tiap minggu diajak teman-temannya ke Pojok Baca. Katanya bukunya banyak dan tempatnya enak buat baca bareng,” ujarnya senang.

Ia berharap fasilitas ini dapat terus dikembangkan dan menjadi tempat alternatif belajar bagi anak-anak di sekitar lingkungan kelurahan.

“Kalau bisa ditambah buku cerita anak-anak dan kegiatan seperti lomba menggambar atau mendongeng. Supaya makin ramai dan menarik,” tambahnya.

Bayu Ramanda menegaskan bahwa pihaknya tidak berorientasi pada gelar dalam lomba perpustakaan yang digelar Diarpus Kukar, tetapi lebih pada upaya berkelanjutan dalam pembenahan pelayanan dan administrasi.

“Kalau menang itu bonus, tapi bukan target. Saya hanya ingin bekerja secara dinamis, memperkuat sistem administrasi dulu. Karena dari mana pun kita datang, yang pertama dicari pasti administrasinya,” tegasnya.

Dengan kehadiran Pojok Baca dan dukungan aktif masyarakat, Kelurahan Baru menjadikan literasi sebagai bagian dari wajah baru pelayanan publik—bukan hanya menyajikan data dan dokumen, tetapi juga menumbuhkan budaya baca di tengah warga. (adv)

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *