Pemerataan Air Bersih di Kukar, Bupati Edi Damansyah: Kami Terus Cari Solusi

Bupati Kukar, Edi Damansyah, meninjau PAMSIMAS.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, meninjau PAMSIMAS.

Tenggarong – Akses air bersih masih menjadi tantangan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terutama bagi masyarakat di wilayah terpencil yang belum terjangkau infrastruktur PDAM.

Dengan kondisi geografis yang luas dan beragam, pemerataan distribusi air bersih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah daerah.

Menanggapi hal ini, Bupati Kukar, Edi Damansyah, menegaskan komitmen pemerintah dalam mencari solusi agar seluruh masyarakat bisa menikmati air bersih yang layak.

Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan mengandalkan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) serta optimalisasi layanan PDAM yang sudah ada.

Kabupaten Kukar memiliki 193 desa dan 44 kelurahan yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk daerah pesisir, perbukitan, dan pedalaman.

Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam penyediaan air bersih, terutama bagi dusun dan RT yang lokasinya jauh dari desa induk.

“Jangkauan infrastruktur PDAM masih terbatas di beberapa wilayah karena kondisi geografis yang menantang. Namun, kami terus berupaya mencari solusi agar masyarakat, baik di desa maupun di daerah terpencil, bisa mendapatkan akses air bersih yang memadai,” ujar Edi, Kamis (5/3/2025).

Menurutnya, permasalahan utama bukan hanya distribusi, tetapi juga kapasitas pasokan yang harus ditingkatkan agar mampu melayani jumlah penduduk yang terus bertambah.

Sebagai langkah konkret, Pemkab Kukar mengandalkan program PAMSIMAS untuk menjangkau daerah yang belum tersentuh jaringan PDAM. Program ini telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Sejak 2022, sudah terbangun 42 unit PAMSIMAS di berbagai desa, dan jumlahnya terus meningkat hingga mencapai 60 unit pada 2024. Meski begitu, kapasitas layanan masih menjadi tantangan.

Saat ini, sistem PAMSIMAS hanya mampu menyalurkan air bersih dengan kapasitas 2 liter per detik, yang dinilai belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara optimal.

“Kami akan meningkatkan kapasitas PAMSIMAS menjadi 5 hingga 10 liter per detik agar bisa melayani lebih banyak warga,” tambah Edi.

Langkah ini dinilai penting karena air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat. Dengan peningkatan kapasitas ini, diharapkan masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan air, terutama saat musim kemarau.

Selain memperkuat program PAMSIMAS, Pemkab Kukar juga berupaya memperluas cakupan layanan PDAM ke wilayah-wilayah yang selama ini belum tersentuh jaringan perpipaan. Upaya ini mencakup pembangunan infrastruktur baru serta optimalisasi sumber air yang ada.

Masyarakat Kukar, khususnya yang tinggal di daerah terpencil, menyambut baik upaya pemerintah dalam mempercepat akses air bersih.

Siti Rahma, seorang warga Muara Jawa, mengaku bahwa kesulitan air bersih menjadi permasalahan utama, terutama di musim kemarau.

“Kami berharap program ini bisa segera terealisasi, karena air bersih sangat sulit didapat saat musim kemarau tiba,” ungkapnya.

Dengan berbagai langkah strategis yang dilakukan, Pemkab Kukar menargetkan agar permasalahan air bersih bisa tertangani secara menyeluruh dalam beberapa tahun ke depan.

Pemerintah optimis bahwa melalui kombinasi PAMSIMAS dan penguatan PDAM, kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih dapat terpenuhi secara merata.

“Kami tidak ingin ada lagi warga yang kesulitan mendapatkan air bersih. Pemerintah akan terus berupaya agar infrastruktur ini bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat, tanpa terkecuali,” tutup Edi Damansyah. (adv)

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *