Mengunjungi Sang Inspirator, Aulia Rahman Basri Ziarah ke Makam Bupati Legendaris Syaukani HR

Dengan khidmat, dr. Aulia memanjatkan doa di hadapan pusara Syaukani HR, tokoh otonomi daerah Kalimantan Timur yang menjadi panutan dalam kiprah kepemimpinannya.

Tenggarong – Di bawah naungan langit Tenggarong yang tenang, di tengah padatnya agenda politik menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kutai Kartanegara 2024, langkah dr. Aulia Rahman Basri terasa mantap namun penuh haru saat memasuki area Pemakaman Keluarga di Kelurahan Sukarame. Dengan mengenakan baju koko putih dan peci hitam, ia berjalan perlahan menuju pusara Drs. H. Syaukani Hasan Rais—sosok yang telah menanamkan benih inspirasi dalam dirinya sejak masa kuliah.

Di hadapan nisan megah sang tokoh otonomi daerah, calon bupati Kukar nomor urut 01 itu menunduk khusyuk, menaburkan bunga dari bakul anyaman yang ia genggam. Satu per satu kelopak warna-warni itu jatuh di atas pusara, disusul doa-doa lirih yang dipanjatkannya dengan tangan menengadah. Wajahnya terlihat syahdu, menyimpan kekaguman dan rasa hormat mendalam.

“Pak Kaning adalah alasan saya kuliah ke Makassar. Saya ingin menjadi orang yang cerdas dan berani seperti beliau,” ucapnya seusai ziarah. “Pidato-pidatonya membangkitkan kesadaran kami, anak-anak Kutai, bahwa kita tidak kalah dari siapa pun di negeri ini.”

Syaukani HR, atau akrab disapa Pak Kaning, merupakan Bupati Kutai Kartanegara pertama pasca pemekaran wilayah. Ia memimpin Kukar selama dua periode (1999–2006), dan dikenal luas sebagai arsitek pembangunan modern di daerah ini. Keberaniannya membawa Kukar ke panggung nasional, termasuk saat menjabat sebagai Ketua Umum APKASI, menjadikan namanya melegenda dalam sejarah Kalimantan Timur.

Bagi dr. Aulia, kunjungan ini bukan sekadar ziarah, tetapi sebuah perjalanan spiritual untuk mengingat arah dan tujuan. Ia menyebut Pak Kaning sebagai figur yang membentuk cara berpikirnya—tentang kepemimpinan, jaringan sosial, dan pentingnya pengembangan sumber daya manusia daerah.

“Beliau selalu menekankan bahwa membangun daerah bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal membangun manusia-manusianya,” tambah Aulia sambil menatap tenang pusara Pak Kaning.

Dalam balutan keheningan dan doa, ziarah ini menjadi momen reflektif yang menguatkan kembali tekad dr. Aulia. Di tengah hiruk-pikuk politik menjelang PSU Pilkada Kukar 2024, langkahnya kembali berpijak pada nilai-nilai dasar: ketulusan, keberanian, dan cinta pada tanah kelahiran—nilai-nilai yang dahulu dijalani dan diwariskan oleh Syaukani HR.

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *