Loh Sumber Resmi Jadi Desa Mandiri, Bukti Kuatnya Sinergi dan Daya Tahan Ekonomi Lokal

Kepala Desa Loh Sumber, Sukirno.

Tenggarong – Desa Loh Sumber di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kini mencatatkan sejarah baru dalam perjalanannya sebagai desa yang terus bertumbuh.

Melalui kerja keras, kolaborasi, dan inovasi yang berkesinambungan, desa ini resmi menyandang predikat sebagai Desa Mandiri—tingkatan tertinggi dalam indeks pembangunan desa yang ditetapkan pemerintah.

Kepala Desa Loh Sumber, Sukirno, menyampaikan bahwa capaian tersebut tidak hadir secara instan.

Ia menyebut bahwa transformasi desa dari yang sebelumnya berstatus Desa Berkembang, kini menjadi Desa Mandiri, merupakan hasil dari gotong royong seluruh elemen—mulai dari perangkat desa, kelompok tani, pelaku UMKM, hingga dukungan lembaga mitra.

“Sinergi adalah kunci utama. Dengan kolaborasi yang baik, berbagai program bisa berjalan dan hasilnya pun mulai terlihat. Alhamdulillah, sekarang Loh Sumber resmi menjadi desa mandiri,” ujar Sukirno saat ditemui.

Salah satu faktor krusial yang menjadi pendorong percepatan pembangunan di desa ini adalah reaktivasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Sumber Purnama”.

Sebelumnya, BUMDes ini sempat tidak aktif dan belum memberikan kontribusi signifikan. Namun sejak tiga tahun terakhir, dengan perombakan manajemen dan dukungan penuh dari pemerintah desa, BUMDes bangkit menjadi motor penggerak ekonomi warga.

Kini, BUMDes Sumber Purnama bergerak di berbagai sektor, mulai dari jasa penggilingan padi, penyediaan sarana produksi pertanian, hingga pemasaran hasil panen petani.

Beberapa unit usaha yang dikelola telah memberikan pemasukan tetap bagi desa dan menjadi alternatif lapangan kerja lokal.

“Dulu banyak petani kesulitan menjual hasil panennya. Sekarang, BUMDes hadir sebagai perantara. Selain membantu distribusi, juga memberi akses permodalan,” jelas Sukirno, Minggu (29/6/2025).

Tidak hanya mengandalkan BUMDes, Pemdes Loh Sumber juga aktif menggelar pelatihan dan pembinaan secara rutin untuk petani dan pelaku UMKM.

Kegiatan ini dilakukan sebagai respons terhadap tantangan zaman, termasuk perubahan iklim, penurunan harga komoditas, serta pentingnya adaptasi teknologi pertanian modern.

Dalam beberapa pelatihan terakhir, warga diperkenalkan pada konsep pertanian ramah lingkungan, penggunaan pupuk organik, serta teknik pemasaran digital. Hasilnya, selain terjadi peningkatan hasil panen, produk pertanian lokal juga mulai dikenal di luar wilayah Kukar.

“Kami dorong petani tak hanya tanam dan panen, tapi juga mampu mengolah hasil pertanian menjadi produk jadi. Misalnya dari kedelai menjadi tempe, dan dari tempe menjadi keripik,” kata Sukirno.

Status Desa Mandiri sendiri diberikan berdasarkan penilaian dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) berdasarkan sejumlah indikator: ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Di Desa Loh Sumber, seluruh indikator tersebut menunjukkan tren peningkatan signifikan. Ketersediaan layanan dasar seperti air bersih, listrik, pendidikan, dan kesehatan semakin membaik. Sementara itu, tingkat partisipasi warga dalam pembangunan desa juga terus meningkat.

“Dulu kami hanya fokus membenahi infrastruktur. Sekarang kami bergerak ke arah penguatan sumber daya manusia dan digitalisasi pelayanan publik,” tambahnya.

Sukirno menekankan bahwa status ini bukan akhir dari perjuangan, melainkan awal dari fase baru. Ia berharap semangat kolektif ini bisa terus dijaga agar kemandirian tidak hanya bertahan, tetapi berkembang dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kukar.

“Ini baru permulaan. Kami yakin, dengan kerja sama yang solid, Loh Sumber bisa melangkah lebih jauh. Kami ingin menjadi desa percontohan, baik dalam inovasi pertanian, digitalisasi pemerintahan desa, maupun pengelolaan BUMDes yang profesional,” pungkasnya.

Dengan komitmen yang kuat dan semangat gotong royong yang tetap menyala, Desa Loh Sumber kini menjadi cermin bahwa desa tidak lagi menjadi objek pembangunan, melainkan subjek yang mampu memimpin perubahan dari akar rumput. (adv)

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *