Desa Liang Ulu Masih Terisolasi, Kades Minta Jalan Penghubung Segera Dibangun

Kepala Desa Liang Ulu, Mulyadi.

TENGGARONG – Akses terbatas masih membelenggu kehidupan warga Desa Liang Ulu, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar).

Selama bertahun-tahun, warga setempat harus menempuh rute memutar dan sulit demi menjangkau layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perdagangan.

Kepala Desa Liang Ulu, Mulyadi, mengungkapkan bahwa keterisolasian desa berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat.

Oleh karena itu, pihaknya kembali mengusulkan pembangunan jalan penghubung dari Desa Liang Ulu menuju wilayah Kota Bangun Ilir untuk dimasukkan dalam prioritas anggaran Pemerintah Kabupaten Kukar tahun 2026.

“Kami sangat berharap jalan ini bisa segera dibangun. Tanpa akses yang layak, warga kami kesulitan ke sekolah, ke pasar, bahkan untuk mendapatkan layanan kesehatan dasar,” ujar Mulyadi, Senin (19/5/2025).

Saat ini, satu-satunya akses yang pernah ada, yakni Jalan Awang Long di pinggiran sungai, sudah tidak dapat difungsikan lagi.

Akibatnya, masyarakat harus menggunakan jalur alternatif yang jauh lebih panjang dan menguras biaya transportasi.

“Jalan Awang Long itu dulunya jalur utama. Tapi karena rusak berat dan terputus, praktis sekarang warga harus memutar jauh untuk ke Kota Bangun Ilir,” jelasnya.

Mulyadi menambahkan, dampak buruk keterisolasian ini juga dirasakan oleh para petani dan pedagang lokal. Kesulitan dalam mendistribusikan hasil bumi membuat harga jual rendah dan menurunkan daya saing ekonomi desa.

“Kalau ada jalan bagus, warga bisa lebih cepat kirim hasil kebun ke pasar. Ekonomi bergerak, dan kesejahteraan ikut meningkat,” katanya.

Usulan pembukaan jalan ini sebenarnya bukan hal baru. Pemerintah desa sudah mengajukannya sejak beberapa tahun lalu, namun realisasi belum kunjung datang.

Kini, Mulyadi berharap agar suara masyarakat Liang Ulu bisa didengar dan ditindaklanjuti dalam perencanaan pembangunan tahun depan.

“Kami mohon Pemkab Kukar bisa mengakomodasi usulan ini di APBD 2026. Jalan ini bukan sekadar infrastruktur, tapi jalan keluar dari keterisolasian warga kami,” pungkasnya. (adv)

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *