EKOBIS  

Harga Cabai Rawit Mulai Turun di Balikpapan, Potensi Inflasi Masih Terbuka

GAWAIBERITA.CO, BALIKPAPAN – Tekanan inflasi Januari 2024 diperkirakan masih terjadi karena tingginya harga bahan pokok penting seperti cabai rawit. Bahkan saat momen Natal dan Tahun Baru lalu, komoditas bercita rasa pedas ini menyentuh harga Rp120 ribu per kilogram di pasaran.

Bank Indonesia mencatat, tingginya harga cabai rawit dikarenakan pasokan dari daerah penghasil yang belum stabil.

“Produksi cabai masih menurun dan musim tanam juga mundur,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kota Balikpapan, R. Bambang Setyo Pambudi, Kamis (4/1/2024).

Berdasarkan pantauan media ini, harga cabai rawit di Pasar Pandansari sudah turun. Terkini harganya berkisar Rp60 ribu per kilogram. Sementara di laman sahabat.balikpapan.go.id, tercatat harga cabai Rp78.600 per kilogram.

“Mudah-mudahan di triwulan satu tahun 2024 ini produksi cabai bisa meningkat,” harapnya.

Selain itu, tekanan inflasi juga bakal terjadi karena potensi semakin meningkatnya permintaan untuk berbagai komoditas pangan, jasa dan okupansi akomodasi di Kota Balikpapan.

“Karena ada dua Program Strategis Nasional (PSN) yaitu RDMP Pertamina Balikpapan dan Pembangunan IKN tahap I,” sebutnya.

Untuk diketahui, Balikpapan mengalami inflasi 0,39 persen pada Desember 2023 lalu. Cabai rawit menjadi penyumbang seiring dengan pasokan yang berkurang di pasaran.

Selanjutnya, inflasi turut disumbang oleh tarif angkutan udara karena momen Natal dan Tahun Baru. Laju inflasi pun didorong naiknya harga ayam potong, ikan layang dan tomat sayur.

“Tapi inflasi tertahan di komoditas kangkung, bayam, jagung manis, sawi hijau yang mulai memasuki musim panen dan telur ayam ras dikarenakan stok yang masih mencukupi,” tutup Bambang.

Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan berupaya menjaga tingkat inflasi pada rentang target inflasi nasional 2,5 persen ±1 persen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *