TENGGARONG – Desa Suka Maju di Kecamatan Tenggarong Seberang, bersiap, Kutai Kartanegara menjadi desa wisata berbasis konservasi.
Gua Batu Gelap, situs unik yang dahulu hanya dikunjungi komunitas pecinta alam, kini tengah disiapkan menjadi ekowisata unggulan dengan melibatkan warga lokal sebagai pelaku utama pengelolaan.
Kepala Desa Suka Maju, Kuswara, menyebutkan bahwa pengembangan kawasan wisata ini tidak hanya berorientasi pada kunjungan wisatawan, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan sekaligus membuka ruang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
“Kami ingin Gua Batu Gelap menjadi contoh wisata yang berkelanjutan. Bukan sekadar tempat hiburan, tapi juga sarana edukasi dan sumber ekonomi warga,” ungkap Kuswara, Senin (21/4/2025).
Dengan struktur gua unik yang memiliki 34 pintu saling terhubung, Gua Batu Gelap sudah lama menjadi magnet bagi komunitas mahasiswa pencinta alam.
Namun, selama ini pengelolaannya masih bersifat informal. Untuk itu, tahun ini Pemdes Suka Maju memulai pembenahan serius—dimulai dengan pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan pembangunan sarana dasar seperti akses jalan, gazebo, dan pengajuan jaringan listrik ke lokasi.
“Kami sudah semenisasi jalan sekitar dua kilometer ke arah gua, dan mengusulkan pemasangan listrik PLN. Ini langkah awal untuk menciptakan kawasan wisata yang layak dan aman,” jelas Kuswara.
Yang membedakan pendekatan Desa Suka Maju adalah tekadnya menjadikan warga sebagai pelaku utama.
Pokdarwis diisi oleh generasi muda dan warga sekitar gua, yang ke depan akan dilatih menjadi pemandu wisata, penjaga kawasan, hingga pengelola homestay dan warung lokal.
“Kami tidak ingin hanya jadi penonton. Warga harus dilibatkan langsung, karena ini juga cara untuk meningkatkan pendapatan mereka,” tambahnya.
Kawasan gua juga akan dijaga ketat dari potensi kerusakan akibat aktivitas wisata. Rencana pengembangan tetap mengedepankan prinsip pelestarian, agar keaslian formasi batu gamping dan ornamen gua tetap terjaga.
“Gua ini harus tetap alami. Karena justru itu nilai jualnya. Maka, semua pembangunan dilakukan dengan pendekatan ramah lingkungan,” tegas Kuswara.
Jika berhasil, model ekowisata Suka Maju dapat menjadi rujukan bagi desa-desa lain di Kukar yang memiliki potensi alam serupa—bahwa pelestarian bisa berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan. (adv)