EKOBIS  

Dewan Komisaris Pertamina: RDMP Balikpapan Capai 96 Persen, RFCC Siap Beroperasi Oktober

Suasana kunjungan Dewan Komisaris ke kilang Balikpapan yang kini memasuki tahap akhir pembangunan.

Balikpapan – Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero) melakukan kunjungan kerja ke Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Jumat (25/7), sebagai bagian dari pengawalan terhadap percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang krusial bagi ketahanan energi Indonesia. Kunjungan ini turut didampingi jajaran Direksi Pertamina, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB).

Wakil Komisaris Utama Pertamina, Todotua Pasaribu, menyampaikan apresiasi terhadap progres proyek yang telah mencapai fase akhir pembangunan. Ia menyoroti kemajuan signifikan pada unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) yang menjadi salah satu komponen utama proyek.

“Kami senang karena secara keseluruhan progress dari proyek ini sudah mencapai sekitar 96 persen, dan khususnya RFCC yang ada di belakang kami ini progressnya sudah menuju 98 persen,” ujar Todotua.

Ia menjelaskan bahwa unit RFCC ditargetkan mulai beroperasi secara bertahap pada Oktober tahun ini.

“Kita akan terus monitor mulai dari start awal di bulan Oktober tahun ini,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan komitmen penuh Dewan Komisaris dalam mengawal proyek hingga tuntas.

“Kami dari jajaran Dewan Komisaris Pertamina, akan terus mengawal pelaksanaan proyek ini. Kami memiliki komitmen untuk mendukung Direksi Pertamina maupun Direksi dari Sub Holding Kilang Pertamina untuk segera menyelesaikan proyek RDMP Balikpapan ini,” tuturnya.

Rombongan Dewan Komisaris juga menyempatkan diri meninjau sejumlah fasilitas utama, seperti area Boiler, Gas Turbine Generator (GTG), serta Main Control Room (MCR). Proyek RDMP Balikpapan, yang dikelola PT Kilang Pertamina Balikpapan, membawa transformasi menyeluruh terhadap kapasitas dan kompleksitas kilang nasional.

Dengan peningkatan kapasitas pengolahan minyak mentah dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari serta peningkatan Nelson Complexity Index dari 3,7 menjadi 8,0, kilang Balikpapan akan mampu menghasilkan bahan bakar dengan standar EURO V yang lebih ramah lingkungan.

Komisaris Pertamina, Nanik S. Deyang, turut menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras para engineer Pertamina yang terlibat dalam proyek ini.

“Saya bangga terhadap proyek RDMP. Sesuai diskusi dengan Direktur Pengembangan KPB, proyek strategis ini melibatkan 400 engineer kita, ini luar biasa,” ungkap Nanik.

Ia juga menegaskan bahwa keterlibatan putra-putri bangsa dalam pembangunan proyek berteknologi tinggi membuktikan bahwa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang mumpuni.

“Kami mengapresiasi kinerja seluruh engineer dan pekerja. Mudah-mudahan ini bisa menjadi semangat dan kebangkitan baru Pertamina,” imbuhnya.

Hingga saat ini, sejumlah fasilitas utama telah beroperasi, termasuk unit revamping pengolahan crude, fasilitas gas Senipah, tangki penyimpanan, Single Point Mooring (SPM), pipeline Lawe-Lawe, serta utilitas seperti Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO), cooling tower, GTG, dan tangki feed RFCC. Keberadaan fasilitas ini telah berdampak pada peningkatan efisiensi operasional serta penguatan infrastruktur energi nasional.

VP Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menyambut positif dukungan Dewan Komisaris terhadap tim pelaksana proyek di lapangan.

“Dengan kerja sama dan sinergi seluruh pihak, RDMP Balikpapan akan menjadi fondasi kuat bagi pasokan energi nasional yang berkelanjutan, sekaligus menegaskan peran Pertamina sebagai motor kemandirian energi,” tutup Asep.

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *