“Datang Selamat, Pulang Selamat”: Semangat HSSE Mengiringi Pemeliharaan Kilang

Lebih dari 3.200 pekerja terlibat dalam pemeliharaan rutin kilang yang akan berlangsung selama 33 hari.

Balikpapan — PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan resmi memulai kegiatan pemeliharaan rutin Kilang Balikpapan I dengan menggelar Grand Safety Talk pada Selasa (18/6). Acara ini menjadi simbol dimulainya rangkaian kegiatan pemeliharaan sekaligus pengingat pentingnya keselamatan kerja bagi seluruh pekerja.

Kegiatan yang digelar di area Jalan 400-BPP 1 tersebut dihadiri oleh jajaran manajemen, para kepala bagian, perwakilan pekerja dari berbagai unit, serta mitra kontraktor. Dalam sambutannya, General Manager PT KPI Unit Balikpapan, Novie Handoyo Anto, menekankan bahwa keselamatan kerja merupakan tanggung jawab bersama.

“Pesan saya kepada rekan-rekan sekalian adalah untuk saling mengingatkan terkait keselamatan, memahami apa yang sedang dikerjakan, serta selalu mematuhi Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) golden rules beserta prosedur yang berlaku. Kita harus kembali mengingat yel-yel HSSE, yakni ‘Datang Selamat, Pulang Selamat Bersama-sama’,” kata Anto.

Sebagai bentuk komitmen terhadap keselamatan kerja, dilakukan penyerahan dan pemakaian simbolik Alat Pelindung Diri (APD) kepada para pekerja.

Pemeliharaan rutin ini dijadwalkan berlangsung selama 33 hari, mulai 16 Juni hingga 18 Juli 2025. Menurut Manager Turn Around PT KPI Unit Balikpapan, Ryan Aryanto, proyek ini akan melibatkan lebih dari 3.200 pekerja dari 44 kontraktor yang akan menangani 711 unit peralatan, mulai dari sistem stationary, instrumentation, rotating equipment, hingga kelistrikan.

“Pemeliharaan rutin Kilang Balikpapan I akan berlangsung selama 33 hari, mulai 16 Juni hingga 18 Juli 2025, dengan sistem kerja 24 jam dalam dua shift… Mari kita sukseskan pemeliharaan ini dengan prinsip on time, on budget, on safety, dan on quality demi mewujudkan kilang yang aman, andal, efisien, dan ramah lingkungan,” jelas Ryan.

Ryan juga menyampaikan bahwa kesiapan berbagai aspek penunjang proyek telah mencapai tahap optimal. Mulai dari kesiapan tenaga kerja (80%), material (96%), hingga alat berat dan dokumen pendukung seperti Job Safety Analysis (JSA) dan Surat Izin Kerja Aman (SIKA) yang telah mencapai 100%.

Sementara itu, Vice President HSSE PT KPI, Wenny Ipmawan, dalam arahannya menekankan pentingnya menjadikan keselamatan kerja sebagai budaya yang hidup dalam setiap aktivitas.

“Kita harus berani melakukan safety intervention. Banyak kejadian fatal terjadi karena tidak ada yang berani mengintervensi ketika melihat potensi bahaya. Jangan sampai kita hanya menjadi saksi diam atas sebuah kecelakaan yang bisa dicegah,” ujar Wenny.

Wenny menekankan bahwa keselamatan bukan sekadar kepatuhan terhadap prosedur, melainkan bagian dari tanggung jawab pribadi terhadap keluarga yang menanti di rumah.

“Kita bekerja bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk keluarga yang menanti di rumah. Ada anak yang menunggu bersama ayahnya, ada anak yang menantikan mainan dari ayahnya. Tapi jangan sampai justru yang pulang adalah kabar duka,” tuturnya.

“Mari kita jaga komitmen bersama melalui implementasi 10 Corporate Life Saving Rules (CLSR), permit to work, serta saling peduli satu sama lain. Ingat, bekerja dengan aman adalah bentuk cinta terbesar kita untuk keluarga. Pulanglah dengan senyum bahagia, bukan dengan duka,” pungkasnya.

Dengan skala pengerjaan yang besar dan waktu yang terbatas, efektivitas komunikasi dan pengendalian lapangan akan menjadi kunci kesuksesan pemeliharaan ini. Seluruh tim diharapkan dapat menjaga semangat kerja, kedisiplinan, dan fokus pada keselamatan sebagai prioritas utama.

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *