Dari Sampah Jadi Asa: Perempuan Balikpapan Tanam Harapan Lewat Kaliandra

Anak-anak TK Katolik Yos Sudarso mempraktikkan menanam di media daur ulang, didampingi kader lingkungan Wasiat Sejahtera 51

Balikpapan – Pagi itu, halaman KALIANDRA di Kelurahan Baru Ilir terasa lebih semarak dari biasanya. Suara tawa anak-anak TK Sari Asih dan TK Katolik Yos Sudarso berpadu dengan riuh sapaan ibu-ibu Wasiat Sejahtera 51, kelompok binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan. Di tangan mereka, botol plastik bekas dan kulit telur bukanlah sampah, melainkan media belajar menanam yang penuh makna.

Bagi ibu-ibu Wasiat Sejahtera 51, menjadi penggerak edukasi lingkungan bukan sekadar tugas, melainkan panggilan hati. Mereka adalah kader lingkungan, fasilitator, sekaligus penjaga keseimbangan alam di lingkungan tempat tinggalnya. Sebagian besar dari mereka dulunya hanyalah ibu rumah tangga biasa. Kini, mereka berdiri percaya diri di depan puluhan anak, mengajarkan bagaimana mencintai bumi melalui langkah kecil yang bisa dimulai dari rumah.

Program KALIANDRA lahir dari kebutuhan masyarakat menghadapi ancaman bencana seperti longsor dan kebakaran. Di tangan kreatif warga, drum bekas non-B3 dari kilang diubah menjadi struktur Geocell yang kokoh menahan tanah. Bagian atasnya ditanami Kaliandra—tanaman berakar kuat yang bukan hanya memperkuat lereng, tetapi juga menghadirkan hamparan hijau yang menyejukkan pandangan.

Bagi anak-anak yang datang hari itu, Outing Class ini adalah petualangan seru. Mereka belajar menanam, mengenal tanaman Kaliandra, hingga menyaksikan langsung teknologi sederhana namun efektif dalam mencegah bencana. “Belajar di sini asyik sekali, aku mau coba di rumah,” seru salah satu siswa sambil menenteng botol tanamnya.

Kini, KALIANDRA bukan sekadar program, tetapi telah menjadi learning center—tempat warga, pelajar, bahkan pendatang, belajar bersama tentang mitigasi bencana, pemanfaatan barang bekas, dan gaya hidup ramah lingkungan. Di setiap sudutnya, terlihat jejak kerja keras warga, terutama para perempuan yang memimpin perubahan.

Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs 11, 13, dan 5, inisiatif ini membuktikan bahwa pemberdayaan perempuan dapat menjadi pilar penting dalam mewujudkan lingkungan tangguh dan pembangunan berkelanjutan. Dan di balik semua itu, ada senyum tulus para ibu Wasiat Sejahtera 51, yang percaya bahwa masa depan bumi dimulai dari tangan-tangan kecil yang mereka ajari hari ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *