Dari Desa Pela, Aulia Gencarkan Konservasi dan Ekowisata di Hadapan Menteri LHK

Kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, ke Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, disambut hangat oleh jajaran pemerintah daerah, Kamis (3/7/2025)

TENGGARONG – Kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, ke Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, disambut hangat oleh jajaran pemerintah daerah, Kamis (3/7/2025)

Hadir mendampingi, Bupati Kukar Aulia Rahman Basri yang tampil senada dengan Gubernur Kaltim dalam balutan kemeja putih.

Dalam kunjungan tersebut, Aulia menyampaikan rasa syukurnya atas kehadiran Menteri Hanif di tanah kelahirannya.

Sebagai bupati yang baru saja dilantik untuk masa jabatan 2025–2030, kunjungan ini dinilainya sebagai momen penting bagi Kukar, khususnya dalam mendorong pelestarian lingkungan dan penguatan kawasan konservasi.

“Dulu memang kadangkala pesut ini sampai dibawa ke Jakarta. Dan hari ini memang kondisinya cukup memprihatinkan dan memperlukan atensi untuk kita bersama,” ujar Aulia

Ia berharap kerja sama lintas kementerian dapat mendukung pelestarian habitat pesut Mahakam serta mendorong konservasi ekosistem Danau Semayang dan kawasan sekitarnya.

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), yang merupakan mamalia air tawar endemik, saat ini termasuk satwa langka yang statusnya terancam punah.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Aulia juga menyampaikan potret geografis dan potensi sumber daya alam Kukar.

Wilayah seluas 27.263 km² itu memiliki lebih dari 4.000 km² kawasan perairan, dengan topografi yang sebagian besar berbukit dan bergelombang.

Kukar juga dikenal sebagai salah satu daerah yang menyumbangkan sebagian wilayahnya untuk kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

“Kabupaten Kutai Kartanegara juga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Baik flora maupun fauna termasuk yang beberapa spesies yang dilindungi terancam punah seperti pesut Mahakam, bekantan, dan orangutan,” ucapnya.

Sektor ekonomi Kukar masih didominasi oleh industri ekstraktif, seperti batu bara, migas, dan tambang lainnya.

Meski begitu, Pemkab Kukar mulai mengarahkan transformasi ekonomi melalui visi “Kukar Idaman Terbaik” yang mengusung konsep keberlanjutan.

Fokus pengembangan diarahkan pada sektor pangan, pariwisata, dan industri hijau berbasis lingkungan.

Khusus Desa Pela, Aulia menekankan perannya sebagai desa wisata unggulan yang memiliki potensi besar di bidang ekowisata dan budaya.

Desa ini terletak di antara Sungai Pela dan Danau Semayang, serta dikenal dengan kekayaan pesut Mahakam dan budaya nelayan air tawar.

“Desa ini terletak di atas rawa yang berhadapan dengan sungai Pelah, anak dari Sungai Mahakam. Dan berdampingan dengan Danau Semayang yang luasnya lebih kurang 13.000 hektare,” katanya.

Beragam penghargaan telah diraih Desa Pela, termasuk Kalpataru 2024 dari KLHK, serta sejumlah prestasi dari Kementerian Desa dan Kemenparekraf. Desa ini juga masuk dalam program Best Tourism Village Upgrade dari UNWTO tahun 2023.

Bupati Aulia berharap kehadiran Menteri Hanif beserta jajaran kementerian lainnya mampu membawa dukungan nyata untuk memperkuat pelestarian lingkungan sekaligus pemberdayaan masyarakat setempat.

“Harapan kami dengan kehadiran Bapak Menteri, Bapak Gubernur, serta perwakilan dari kementerian/lembaga RI akan mendorong kemajuan dan kemandirian Desa Pela dan sekitarnya termasuk dalam menjaga ekosistem dan pelestarian sumber daya hayati yang dimilikinya.” pungkasnya (adv)

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *