Bupati Kukar: Pembinaan Pemain Muda Harus Jadi Prioritas Utama ASKAB PSSI

Ordinary Congress ASKAB PSSI Kukar 2025 dan pelantikan pengurus baru di Hotel Grand Elty, Tenggarong.
Ordinary Congress ASKAB PSSI Kukar 2025 dan pelantikan pengurus baru di Hotel Grand Elty, Tenggarong.

Tenggarong – Masa depan sepak bola Kutai Kartanegara (Kukar) bergantung pada kualitas pembinaan pemain muda. Bupati Kukar, Edi Damansyah, menegaskan bahwa ASKAB PSSI Kukar harus menjadikan pembinaan ini sebagai prioritas utama.

Dalam Ordinary Congress ASKAB PSSI Kukar 2025, Edi menekankan bahwa tanpa regenerasi pemain yang kuat, sepak bola Kukar akan sulit bersaing di tingkat provinsi maupun nasional.

Ia menyoroti pentingnya sistem pembinaan yang berkelanjutan agar Kukar tidak hanya mempertahankan prestasi yang telah diraih, tetapi juga mampu mencetak pemain-pemain profesional di masa depan.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan talenta yang ada saat ini. Harus ada sistem pembinaan yang berkelanjutan, mulai dari kompetisi usia muda hingga akademi sepak bola yang bisa mencetak pemain profesional,” tegasnya, Senin (3/3/2025).

Edi menekankan bahwa kompetisi usia muda harus diperbanyak, termasuk turnamen antar-sekolah, liga usia dini, serta akademi sepak bola yang lebih terstruktur.

Menurutnya, tanpa pengalaman bertanding yang cukup, pemain muda Kukar akan sulit berkembang dan bersaing dengan daerah lain.

Beberapa langkah yang perlu segera dilakukan untuk memperkuat pembinaan pemain muda, antara lain menyelenggarakan lebih banyak kompetisi usia dini agar pemain muda terbiasa dengan atmosfer pertandingan.

Melibatkan klub-klub lokal dalam pembinaan usia muda sehingga talenta sepak bola dapat terpantau sejak dini.

Meningkatkan kualitas pelatih dengan pelatihan bersertifikat agar metode pembinaan lebih modern dan efektif.

Membangun kerja sama dengan akademi sepak bola profesional untuk mendukung pengembangan pemain muda berbakat.

“Kalau kita ingin Kukar menjadi pusat talenta sepak bola, maka pembinaan usia muda harus dilakukan dengan serius. Kita butuh pelatih berkualitas, kurikulum pelatihan yang jelas, dan program jangka panjang yang berkelanjutan,” tambahnya.

Selain kompetisi, Edi juga berharap ASKAB PSSI Kukar bekerja sama dengan akademi sepak bola dan klub-klub lokal dalam menciptakan ekosistem pembinaan yang lebih baik.

Dengan sistem yang lebih terstruktur, para pemain muda berbakat tidak hanya mengasah kemampuan mereka di level lokal, tetapi juga memiliki peluang lebih besar untuk masuk ke klub-klub besar nasional.

Kerja sama ini juga bisa membuka peluang bagi pemain Kukar untuk mendapatkan kesempatan uji coba dan seleksi di tim-tim profesional, baik di liga nasional maupun internasional.

“Kita harus berani membuka jalan bagi pemain muda Kukar untuk bisa tampil di panggung yang lebih besar. Jika sistem pembinaan kita kuat, saya yakin akan ada lebih banyak pemain dari Kukar yang bisa bersaing di level nasional,” jelasnya.

Dengan kepemimpinan baru di ASKAB PSSI Kukar, Edi optimistis bahwa program pembinaan yang lebih baik bisa segera diterapkan.

Ia menaruh harapan besar kepada Thauhid Afrilian Noor sebagai Ketua ASKAB PSSI Kukar yang baru, untuk membawa perubahan positif dalam sistem pembinaan pemain di daerah.

Edi juga mengingatkan bahwa keberhasilan sepak bola Kukar tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada seluruh elemen sepak bola, termasuk ASKAB PSSI, klub, pelatih, dan masyarakat pencinta sepak bola.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Semua pihak harus terlibat dan bersinergi untuk memajukan sepak bola Kukar. Jika kita serius membangun pembinaan pemain muda, saya yakin Kukar bisa menjadi daerah penghasil pemain nasional di masa depan,” pungkasnya. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *