BBGRM 2025 Jadi Panggung Kebersamaan Warga Kota Bangun

Ilustrasi BBGRM di Kukar.

Tenggarong – Gelaran Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22 tahun ini akan berlangsung di Kecamatan Kota Bangun.

Camat Kota Bangun, Abdul Karim, menyambut baik penunjukan tersebut dan menyatakan kesiapan penuh dalam menyukseskan pelaksanaan kegiatan.

Menurut Karim, kepercayaan yang diberikan menjadi bukti bahwa semangat gotong royong masyarakat Kota Bangun masih terjaga dan dinilai positif oleh pemerintah kabupaten.

Ia menilai BBGRM bukan sekadar acara seremonial tahunan, tetapi sebuah gerakan sosial yang memiliki makna strategis dalam membangun kesadaran kolektif dan partisipasi aktif masyarakat.

“Penunjukan Kota Bangun sebagai pusat kegiatan BBGRM ke-22 adalah sebuah kehormatan bagi kami. Ini membuktikan bahwa nilai-nilai gotong royong masih menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat di sini, dan kami siap menyambutnya dengan antusias,” ujar Karim, Senin (30/6/2025).

Camat Karim menekankan bahwa semangat gotong royong telah lama menjadi pondasi sosial yang kuat di Kecamatan Kota Bangun.

Ia menyebut bahwa kegiatan seperti perbaikan jalan desa, pembangunan sarana ibadah, hingga pembersihan lingkungan rutin dilakukan warga secara swadaya.

BBGRM menurutnya menjadi ruang untuk memperkuat kolaborasi ini sekaligus mempertemukan seluruh elemen masyarakat dalam satu gerakan bersama.

“Kami ingin BBGRM ini menjadi refleksi dari semangat kebersamaan. Bahwa membangun desa tidak harus selalu menunggu anggaran besar, tapi bisa dimulai dari kebersamaan dan niat baik warga,” tambahnya.

Sebagai tuan rumah puncak BBGRM, Kecamatan Kota Bangun telah melakukan berbagai persiapan, mulai dari koordinasi dengan desa-desa, pelibatan lembaga kemasyarakatan, hingga penyiapan lokasi kegiatan inti.

Karim menyebut seluruh jajaran pemerintah kecamatan, kepala desa, karang taruna, dan PKK telah dilibatkan dalam perencanaan kegiatan agar pelaksanaan BBGRM berjalan sukses dan membawa dampak langsung ke masyarakat.

“Kami tidak ingin hanya menjadi penyelenggara acara. Yang kami tekankan adalah bagaimana semangat gotong royong ini bisa terus tumbuh dan menjadi budaya kerja bersama di tengah masyarakat,” katanya.

Abdul Karim meyakini, gotong royong bukan sekadar bentuk kerja fisik, tetapi juga alat pemersatu yang memperkuat jalinan sosial masyarakat.

Di tengah dinamika pembangunan daerah, nilai-nilai ini menjadi kunci untuk menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kalau semua bergerak bersama, maka sekecil apapun upaya yang dilakukan akan memberi dampak besar. Gotong royong adalah energi sosial yang harus terus kita jaga,” pungkasnya. (adv)

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *