EKOBIS  

Dari Perut Nusantara untuk Negeri: Jalan Panjang Menuju Swasembada Energi

PLTU Teluk Balikpapan di Kalimantan Timur menjadi salah satu tumpuan pasokan energi primer nasional. Dari wilayah inilah Indonesia melangkah menuju kemandirian energi melalui optimalisasi sumber daya domestik. (Foto: Kompas/Erika Kurnia)

Balikpapan, Kalimantan Timur, 2025 – Di tengah dinamika geopolitik global dan fluktuasi harga energi dunia, Indonesia terus berupaya memperkuat ketahanan energi dari dalam negeri. Salah satu langkah konkret datang dari PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), yang kini menjadi motor utama pengelolaan pasokan energi primer domestik.

Langkah ini bukan hanya soal menjaga listrik tetap menyala, tetapi juga tentang kedaulatan energi, memastikan bahwa kebutuhan listrik di seluruh Indonesia ditopang dari sumber daya energi milik sendiri, bukan bergantung pada impor.

Energi Primer: Pondasi Kemandirian

Sebagai daerah penghasil energi terbesar di Indonesia, Kalimantan Timur menjadi saksi nyata bagaimana sumber daya domestik menopang ketahanan listrik nasional.
PLN EPI yang berbasis di wilayah ini mengoordinasikan rantai pasok energi primer, mulai dari tambang batubara, terminal gas, hingga bahan bakar biomassa untuk pembangkit.

Data PLN menunjukkan, sepanjang 2024 pasokan energi primer mencapai lebih dari 100 juta ton batubara untuk PLTU di seluruh Indonesia, seluruhnya berasal dari tambang domestik.
Selain itu, program co-firing biomassa di lebih dari 50 PLTU terus diperluas menggunakan bahan bakar campuran dari limbah pertanian dan hasil hutan rakyat, termasuk dari wilayah Kalimantan.

“Program co-firing tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga memperkuat peran energi lokal dalam sistem kelistrikan nasional,” ujar Rakhmad Dewanto, Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), dalam keterangan resminya.

Cerita dari Hulu

Di Kutai Kartanegara, tak jauh dari Balikpapan, para pekerja tambang batubara lokal menjadi bagian penting dari rantai pasok PLN. Rifki, 29 tahun, operator alat berat di Samboja, bercerita bagaimana aktivitas tambang kini lebih teratur dan efisien sejak dikelola dalam sistem baru.

“Dulu pasokan sering tersendat, sekarang lebih stabil. Kami bangga ikut jaga listrik Indonesia dari sini,” katanya sambil tersenyum.

Bagi Rifki dan rekan-rekannya, bekerja di sektor energi bukan sekadar mencari nafkah. Mereka merasa ikut menyalakan negeri secara harfiah.

Pengamat energi dari Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menilai langkah PLN mengoptimalkan energi primer domestik merupakan strategi tepat untuk menjaga ketahanan energi nasional.

“Selama kebutuhan bahan bakar listrik bisa dipenuhi dari sumber dalam negeri, Indonesia punya ruang manuver yang lebih besar menghadapi krisis energi global,” ujarnya.

Namun, ia mengingatkan bahwa kemandirian energi juga harus diiringi dengan transisi ke arah energi bersih.

“Swasembada energi jangan berhenti di batubara. Biomassa, panas bumi, dan EBT lain perlu terus dikembangkan,” tambahnya.

Dari Hulu Menuju Hilir

Upaya penguatan di sisi hulu seperti yang berlangsung di Kalimantan Timur menjadi landasan penting untuk tahapan berikutnya: transisi energi dan elektrifikasi nasional.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa penguatan energi primer domestik merupakan langkah awal menuju swasembada energi nasional yang berkelanjutan.

“Kemandirian energi primer adalah fondasi agar Indonesia dapat beralih secara bertahap menuju energi bersih,” katanya dalam forum energi nasional tahun lalu.

Swasembada energi adalah perjalanan panjang yang dimulai dari daerah. Dari tambang di Kutai Kartanegara, terminal energi di Balikpapan, hingga jaringan listrik yang menjangkau desa-desa, semua terhubung dalam satu tujuan: menyalakan negeri dengan kekuatan sendiri.

Indonesia perlahan menegaskan posisinya, bukan sekadar konsumen energi dunia, tetapi produsen sekaligus pengelola yang berdaulat atas sumber dayanya sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *