EKOBIS  

Balikpapan Alami Deflasi, PPU Justru Catat Kenaikan Harga di September 2025

Warga berbelanja kebutuhan pokok di pasar tradisional Balikpapan, di tengah tren deflasi pada September 2025.

Balikpapan – Pergerakan harga di Kalimantan Timur menunjukkan arah yang berbeda pada September 2025. Kota Balikpapan tercatat mengalami deflasi 0,06 persen (mtm), sementara Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) justru mencatat inflasi tipis sebesar 0,07 persen (mtm).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Balikpapan secara tahunan mengalami inflasi 1,15 persen (yoy) — lebih rendah dari rata-rata nasional sebesar 2,65 persen (yoy) dan di bawah gabungan empat kota di Kalimantan Timur yang mencatat 1,77 persen (yoy). Realisasi inflasi tersebut masih berada di bawah batas bawah sasaran nasional 2025 sebesar 2,5 ±1 persen.

Harga BBRT dan Komoditas Hortikultura Tekan Inflasi Balikpapan

Deflasi di Balikpapan terutama dipengaruhi oleh turunnya harga pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga dengan andil deflasi 0,16 persen (mtm).

Lima komoditas utama penyumbang deflasi yakni bahan bakar rumah tangga (BBRT), bawang merah, tomat, cabai rawit, dan kangkung. Penurunan harga BBRT didorong oleh turunnya biaya distribusi, sedangkan melimpahnya pasokan hortikultura dari Sulawesi dan Jawa menekan harga bawang dan tomat.

Kondisi serupa terjadi pada cabai rawit dan kangkung, yang mengalami penurunan harga karena pasokan meningkat dan cuaca lokal mendukung hasil panen.

Transportasi dan Daging Ayam Dorong Inflasi

Meski demikian, beberapa komoditas masih menekan ke arah inflasi. Kelompok Transportasi tercatat memberi andil inflasi tertinggi, yakni 0,14 persen (mtm).
Lima komoditas penyumbang inflasi utama di Balikpapan adalah angkutan udara, daging ayam ras, emas perhiasan, air kemasan, dan biskuit.

Kenaikan tarif angkutan udara terjadi akibat berakhirnya kebijakan diskon tarif pada bulan sebelumnya, serta meningkatnya aktivitas perjalanan dinas. Sementara itu, harga daging ayam ras naik seiring meningkatnya permintaan pada momentum Maulid Nabi.
Harga emas perhiasan melonjak mengikuti tren global, yang bahkan mencapai Rp2,1 juta per gram, tertinggi sepanjang masa.


PPU Catat Inflasi Tipis, Didorong Kenaikan Harga Ikan dan Beras

Berbeda dengan Balikpapan, Kabupaten PPU justru mengalami inflasi ringan 0,07 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi IHK PPU mencapai 2,83 persen (yoy) — lebih tinggi dari nasional, namun masih dalam sasaran inflasi nasional.

Kenaikan harga di PPU terutama bersumber dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Lima komoditas utama penyumbang inflasi adalah daging ayam ras, ikan tongkol, ikan layang, ikan bandeng, dan beras.

Harga ikan laut naik akibat terbatasnya pasokan karena gelombang tinggi yang menghambat aktivitas melaut. Kenaikan harga beras, terutama kategori premium, dipicu oleh terbatasnya pasokan dari Jawa.

Sebaliknya, sejumlah komoditas seperti bawang merah, cabai rawit, semangka, terong, dan kangkung justru turun harga berkat melimpahnya hasil panen lokal.


Bank Indonesia dan TPID Terus Perkuat Koordinasi

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi, menyampaikan bahwa pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memperkuat sinergi untuk menjaga stabilitas harga di wilayah Kalimantan Timur.

Langkah-langkah yang dilakukan antara lain pemantauan harga bahan pokok secara rutin, operasi pasar, perluasan kerja sama antar daerah, hingga gerakan pemanfaatan lahan pekarangan untuk hortikultura.
Selain itu, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) akan terus dioptimalkan untuk menjaga inflasi dalam rentang sasaran nasional (2,5 ±1 persen).

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *