Astra Agro Area Kaltim Bersama GAPKI Edukasi Generasi Muda Lewat Sobat Sawit Goes to School

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melalui Bidang Kampanye Positif, khususnya program kompartemen sektor pendidikan, menginisiasi kegiatan edukatif “Sobat Sawit (SoSwit) Goes to School” di SMKN 3 Penajam Paser Utara (PPU), Selasa (19/8).

PPU – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melalui program Sobat Sawit Goes to School menyapa siswa SMKN 3 Penajam Paser Utara (PPU), Selasa (19/8). Kegiatan ini diinisiasi GAPKI Bidang Kampanye Positif, bekerja sama dengan GAPKI Kaltim serta PT Astra Agro Lestari Tbk. (AAL) melalui anak perusahaannya, PT Waru Kaltim Plantation (WKP) dan PT Sukses Tani Nusasubur (STN).

Ketua GAPKI Kaltim, Rachmat Perdana Angga, menegaskan bahwa masih banyak informasi keliru tentang industri sawit. “Sawit sering dilihat hanya dari sisi negatif, padahal kontribusinya besar bagi pembangunan berkelanjutan. Edukasi ini penting agar generasi muda mendapat pemahaman yang benar,” ujarnya.

Selain memberi ruang diskusi, kegiatan juga mendorong siswa mengekspresikan ide kreatif. “Sawit membuka lapangan kerja luas, mendukung UMKM, hingga berperan dalam energi terbarukan,” tambah Angga.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Kaltim, Dr. Winarno, M.Pd, menyebut program ini menjadi ruang literasi penting. “Apalagi ada lomba karya ilmiah. Harapannya kegiatan bisa diperluas ke sekolah lain,” katanya.

Senada, Kepala SMKN 3 PPU, Nurlaili Sunawardhani, mengapresiasi inisiatif tersebut. “Siswa dapat belajar langsung tentang praktik sawit berkelanjutan dari narasumber kompeten,” ucapnya.

Vice President Operasional AAL Area Kaltim, Januar Wahyudi, menekankan pentingnya pendidikan vokasi. “Indonesia menyumbang 58 persen produksi sawit global. Lulusan SMK punya peluang kerja luas, tak hanya di perkebunan tetapi juga pabrik, logistik, manajemen, hingga industri turunan seperti minyak goreng, biodiesel, dan kosmetik,” jelasnya.

Dari GAPKI pusat, Intan Nurcahayani menambahkan bahwa sawit hadir dalam kehidupan sehari-hari. “Bukan hanya minyak goreng, tapi juga sabun, skincare, hingga cokelat. Industri ini memberi multiplier effect, dari perbaikan jalan sampai pertumbuhan ekonomi masyarakat,” katanya.

Ia menegaskan bahwa tudingan sawit sebagai penyebab deforestasi tidak sepenuhnya benar. “Perusahaan sudah menerapkan Zero Burning dan konservasi. Generasi muda perlu kritis agar tidak terjebak hoaks,” imbuhnya.

Selain sesi edukasi, GAPKI dan Astra Agro juga menyerahkan bantuan panel surya, instalasi hidroponik, dan bibit buah bagi sekolah. Harapannya, kegiatan ini menumbuhkan generasi muda kreatif, peduli lingkungan, serta mampu memanfaatkan peluang di industri sawit.

“Masa depan sawit ada di tangan generasi muda. Dari tangan kalian, limbah bisa menjadi berkah,” tutup Angga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *