Kukar Gencar Selamatkan Naskah Kuno

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Diarpus Kukar, Rinda Desianti.

TENGGARONG – Naskah kuno bukan sekadar lembaran kertas rapuh yang dimakan usia. Di baliknya, tersimpan jejak peradaban, nilai budaya, dan identitas masyarakat Kutai Kartanegara (Kukar) yang tak ternilai harganya.

Menyadari pentingnya pelestarian warisan intelektual tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) semakin gencar mengajak masyarakat menjaga dan mendata naskah kuno yang dimiliki.

Upaya ini diwujudkan melalui kegiatan sosialisasi bertajuk Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Penyimpanan, Perawatan, Pelestarian, dan Pendaftaran Naskah Kuno.

Program ini bertujuan membuka pemahaman warga bahwa melestarikan naskah tidak berarti menyerahkan kepemilikan kepada negara, melainkan memastikan isinya terdokumentasi dengan baik untuk diwariskan lintas generasi.

“Banyak yang mengira naskah akan diambil. Padahal tidak. Kita hanya mendata dan mendigitalisasi,” jelas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Diarpus Kukar, Rinda Desianti, Sabtu (9/8/2025).

Rinda menegaskan bahwa seluruh naskah fisik tetap berada di tangan pemilik. Pemerintah hanya memerlukan data dan dokumentasi digital agar isi naskah dapat diakses untuk kepentingan sejarah, pendidikan, dan penelitian, tanpa mengurangi hak kepemilikan.

Hingga kini, sejumlah naskah sudah berhasil terdata, baik dalam bentuk file PDF hasil digitalisasi maupun naskah asli yang diserahkan secara sukarela oleh warga.

Namun, pelestarian naskah kuno masih menghadapi tantangan teknis, terutama terkait fasilitas penyimpanan.

“Depo arsip kita yang sekarang masih belum layak untuk penyimpanan naskah berusia puluhan hingga ratusan tahun. Tapi Pak Bupati dan Sekda sudah menjanjikan pembangunan depo baru di kawasan PKM,” ungkapnya.

Selain penyimpanan, Diarpus juga melihat perlunya pemetaan arsip lama dari wilayah yang kini menjadi daerah pemekaran, seperti Kutai Timur dan Bontang.

Hal ini penting untuk memastikan bahwa warisan arsip dari wilayah tersebut tetap terjaga dan tidak hilang.

Sayangnya, hingga saat ini pemerintah belum bisa memberikan apresiasi finansial bagi masyarakat yang menyerahkan naskah asli, lantaran belum tersedia dalam skema anggaran daerah.

“Kami sadar ini butuh dukungan anggaran. Tapi paling tidak sekarang masyarakat tahu bahwa naskahnya berharga,” tambahnya.

Rinda juga menuturkan bahwa Kukar selama empat tahun terakhir berturut-turut berhasil meraih peringkat pertama pengelolaan arsip tingkat Provinsi Kalimantan Timur.

Prestasi ini menjadi bukti komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian arsip, termasuk naskah kuno.

Menurutnya, keberhasilan pelestarian naskah tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga kolaborasi aktif masyarakat.

Semakin banyak warga yang sadar akan pentingnya menjaga naskah kuno, semakin besar peluang warisan ini bertahan di tengah ancaman kerusakan akibat usia dan lingkungan.

“Naskah kuno adalah cermin sejarah dan identitas daerah. Kalau tak diselamatkan hari ini, generasi esok akan kehilangan jejaknya,” tutupnya. (adv)

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *