EKOBIS  

Srikandi PLN Hadirkan Cinta dan Cahaya untuk Pejuang Kecil

Senyum dan pelukan hangat menjadi energi baru bagi para pejuang cilik yang tengah berjuang.

Balikpapan, 27 Juli 2025 – Di tengah gegap gempita pembangunan energi di Kalimantan, sekelompok perempuan tangguh dari PLN UIP Kalimantan Bagian Timur (KLT) hadir membawa energi yang berbeda—energi harapan dan kemanusiaan.

Minggu pagi yang cerah, bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional 2025, Rumah Singgah Kanker Anak Balikpapan tampak berbeda dari biasanya. Suasana yang biasanya dipenuhi kecemasan dan kesunyian, hari itu berganti menjadi semarak tawa dan sorak-sorai anak-anak pejuang kanker.

Keceriaan itu datang bersama rombongan Srikandi PLN UIP KLT, para pegawai perempuan PLN yang menggelar program sosial bertajuk “Srikandi Sahabat Anak”, bagian dari inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN.

Mereka tidak datang dengan tangan kosong. Bekerja sama dengan Rumah Zakat, para Srikandi PLN membawa bantuan berupa perlengkapan sekolah, buku bacaan, santunan, paket gizi, hingga permainan edukatif. Namun, lebih dari semua itu, mereka membawa sesuatu yang lebih berharga—kehadiran yang tulus. Anak-anak diajak menggambar, bernyanyi, bermain, dan merasakan kasih sayang di tengah perjuangan mereka melawan penyakit.

“Bagi kami, kegiatan ini merupakan perwujudan nyata komitmen terhadap keberlanjutan, tidak hanya dari sisi infrastruktur, tetapi juga sosial,” ujar Yulina, Ketua Srikandi PLN UIP KLT. “Kami percaya bahwa energi yang kami bangun tak hanya untuk menyalakan lampu, tetapi juga untuk menyalakan harapan, terutama bagi mereka yang sedang berjuang.”

Hal senada disampaikan Raja Muda Siregar, General Manager PLN UIP KLT, yang menekankan bahwa kegiatan ini merupakan dukungan nyata PLN terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Ia menyambungkan misi sosial ini dengan pendekatan strategis yang diusung PLN dalam pembangunan.

“Melalui kegiatan ini, PLN UIP KLT menegaskan pentingnya membangun ketangguhan, baik dalam aspek teknis melalui penerapan Business Continuity Management System (BCMS) berbasis ISO 22301:2019, maupun dalam aspek sosial, yakni memastikan tidak ada kelompok yang tertinggal dalam pembangunan,” jelasnya.

Tak hanya manajemen PLN, kegiatan ini juga menyentuh hati pengurus rumah singgah. Bu Astri, salah satu pengelola, mengungkapkan haru atas kehadiran para Srikandi.

“Terkadang yang dibutuhkan anak-anak ini bukan hanya obat, tapi juga kehadiran yang tulus. Dan hari ini mereka mendapatkannya,” ucapnya.

Program ini menjadi bukti bahwa pembangunan sejati bukan hanya soal membangun infrastruktur, tetapi juga membangun kemanusiaan. Di balik setiap senyum anak yang kembali merekah, tersimpan doa dan semangat luar biasa. Seperti listrik yang mengalir tanpa henti, harapan pun menyala kembali—terus bergerak membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih terang dan inklusif.

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *