EKOBIS  

Inflasi di Ambang Sasaran, TPID Balikpapan–PPU–Paser Perkuat Strategi Bersama

TPID Balikpapan, PPU, dan Paser matangkan strategi bersama dalam Rakor HLM di Kantor BI Balikpapan.

Balikpapan – Tiga Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dari Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dan Kabupaten Paser menegaskan komitmen kolaboratif dalam menjaga stabilitas inflasi secara berkelanjutan melalui High Level Meeting (HLM) yang digelar pada 24 Juni 2025 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan.

Pertemuan tingkat tinggi ini membahas tiga agenda utama, yaitu pemantauan inflasi dan komoditas strategis, penyelarasan Roadmap Pengendalian Inflasi 2025–2027, serta evaluasi progres kerja sama antar daerah (KAD) yang sebelumnya disepakati dalam Rakor TPID April lalu.

Rakor tersebut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Balikpapan Dr. Ir. H. Bagus Susetyo, MM., Wakil Bupati PPU Abdul Waris Muin, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Paser Adi Maulana, S.Sos., M.Si., serta jajaran kepala OPD dan pimpinan Perumda dari masing-masing daerah.

Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi, dalam paparannya menyampaikan bahwa tekanan ekonomi global sedikit mereda, namun tetap rentan akibat ketegangan geopolitik dan kebijakan tarif Amerika Serikat. Meski demikian, “Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan membaik di semester II 2025, dengan kisaran 4,6% hingga 5,4%,” ujarnya.

Ia juga menyoroti bahwa inflasi Balikpapan telah mendekati batas bawah sasaran nasional (1,5%), dan inflasi PPU mendekati target tengah (2,5%). Untuk menjaga stabilitas ke depan, dibutuhkan langkah konkret dan strategi mitigasi atas potensi risiko, termasuk cuaca ekstrem dan gangguan distribusi.

Dalam sesi evaluasi KAD, disampaikan bahwa Perumda Prima Jaya Taka menawarkan harga telur berdasarkan harga pokok produksi (HPP) termurah, sementara Perumda Manuntung Sukses tengah merampungkan skema logistik pengambilan mandiri jika pengiriman langsung belum memungkinkan.

Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, menekankan bahwa cuaca ekstrem berpotensi mengganggu rantai pasok, terutama pasokan beras yang sebagian besar berasal dari luar kota. Ia juga menyebut adanya potensi pengembangan pertanian di kawasan gambut Balikpapan Utara sebagai solusi jangka panjang.

Sementara itu, Wakil Bupati PPU Abdul Waris Muin mengajak seluruh pihak untuk memperkuat sinergi lintas wilayah. “Melalui kolaborasi, kita dapat menjaga pasokan, harga stabil, dan meningkatkan ketahanan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Sejalan dengan itu, Adi Maulana menyampaikan bahwa Pemkab Paser tengah merancang pusat penelitian pertanian untuk menghasilkan bibit unggul. “Kita telah siapkan 100 hektare lahan dan empat OPD untuk mendukung integrasi program ini,” ujarnya.

Sebagai penutup HLM, dilakukan penandatanganan Komitmen Bersama antara ketiga daerah, mencakup:

  1. Pelaksanaan operasi pasar, pasar murah, dan gerakan pangan murah secara berkelanjutan dan diperluas hingga kecamatan.
  2. Optimalisasi kerja sama antar daerah melalui penguatan BUMD pangan.
  3. Penetapan Roadmap Pengendalian Inflasi 2025–2027 yang menekankan inovasi, integrasi OPD, serta dukungan fiskal.

Langkah strategis ini diharapkan menjadi fondasi kuat dalam pengendalian inflasi di tiga wilayah yang semakin terintegrasi, menghadapi tantangan ekonomi dengan pendekatan kolaboratif dan berkelanjutan.

Penulis: TIMEditor: TIFA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *