Tenggarong – Program Brigade Pangan yang digulirkan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) menjadi harapan baru dalam regenerasi petani dan modernisasi sektor pertanian.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, menyebut program ini tidak hanya menggerakkan roda pertanian, tetapi juga membuka ruang besar bagi anak-anak muda untuk menjadi pelaku utama di sektor pangan.
Dalam keterangannya, Edi menegaskan bahwa tren positif mulai terlihat dari tumbuhnya semangat generasi muda. Tercatat sedikitnya 500 petani milenial kini telah aktif di berbagai wilayah Kukar.
“Ini jadi kabar baik. Brigade Pangan bukan sekadar program, tapi gerakan strategis untuk membuka wawasan bahwa pertanian adalah masa depan. Di dalamnya ada potensi besar, ada teknologi, dan tentu saja ada lapangan kerja,” tegas Edi, Minggu (29/6/2025).
Brigade Pangan di Kukar juga mulai mengadopsi teknologi pertanian terkini seperti penggunaan drone untuk pemetaan lahan, sistem irigasi presisi, hingga transporter digital untuk distribusi hasil panen.
Seluruh perangkat ini, menurut Edi, idealnya dikendalikan oleh kalangan muda yang lebih adaptif terhadap perubahan digital.
“Yang bisa operasikan drone, GPS pertanian, sistem digitalisasi lahan—ya anak-anak muda. Tidak mungkin kita andalkan generasi lama untuk teknologi baru,” jelasnya.
Ia meyakini, ketika anak muda diberi ruang, peran, dan fasilitas yang memadai, pertanian akan menjadi sektor yang tidak kalah seksi dibandingkan industri lain.
Namun, Edi juga menyoroti pentingnya sinkronisasi dengan sistem nasional. Salah satu tantangan yang pernah terjadi adalah ketidaksesuaian jadwal tanam di Kukar dengan sistem pelaporan nasional, sehingga hasil panen tidak tercatat dalam laporan resmi Kementerian Pertanian (Kementan).
“Inilah yang sedang kami benahi. Karena dalam program Oplah dari Kementan, ada SOP yang harus kita patuhi. Kalau kita tidak menyesuaikan jadwal, maka data kita bisa tidak masuk sistem nasional,” katanya.
Oleh sebab itu, ia menegaskan bahwa pelaksanaan program seperti Brigade Pangan harus diiringi dengan manajemen pelaporan dan koordinasi yang rapi, agar Kukar tidak tertinggal dari daerah lain dalam urusan data dan evaluasi pertanian.
Dalam kesempatan itu, Edi juga meminta agar Dinas Pertanian dan seluruh OPD teknis lebih aktif dan serius dalam melakukan pendampingan.
Ia mendorong adanya jadwal rutin supervisi di lapangan, pembinaan langsung terhadap kelompok tani, serta pelaporan berkala yang disiplin.
“Harus ada manajemen kerja yang tertib. Laporan mingguan bahkan harian itu tanggung jawab kita. Karena ini program pusat yang butuh akuntabilitas tinggi,” tegasnya.
Program Brigade Pangan menjadi simbol transformasi pertanian Kukar—dari yang berbasis tradisional menjadi pertanian modern yang didorong oleh inovasi dan kekuatan generasi muda.
Dengan sokongan penuh dari pemerintah daerah dan komitmen OPD terkait, Bupati Edi berharap Kukar bisa menjadi lumbung pangan berbasis teknologi yang mampu menjawab tantangan zaman.
“Kita tidak hanya bicara soal panen. Kita bicara soal masa depan. Pertanian itu strategi, dan Brigade Pangan adalah kendaraan kita menuju ke sana,” pungkasnya. (adv)